Menurut Supriyono (2000 : 288) : ” Harga Pokok Produksi
adalah semua elemen biaya yang diproduksi baik tetap maupun variabel”.
Menurut Bustami dan Nurlela (2008 :
40) : Penentuan harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu
produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan
seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel
saja.”
Dapat disimpulkan bahwa Harga pokok
Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan
untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Perhitungan Harga pokok Produk dapat
digunakan untuk menentukan harga jual yang akan diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Metode
Penentuan Harga Pokok Produksi
Ada
dua cara yang digunakan untuk menentukan harga pokok yaitu metode harga pokok
pesanan dan metode harga pokok proses.
1.
Metode
Harga Pokok Pesanan ( Job Order Costing )
Harga
pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah dan
setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.
Metode
harga pokok pesanan biasanya digunakan oleh perusahaan – perusahaan yang
membuat produksinya berdasarkan pesanan, bentuk dan kualitas produk dibuat
sesuai dengan keinginan pemesan seperti industri pesawat terbang, industri
galang kapal, industri percetakan, industri mebel, dan industri mesin – mesin
pesanan.
Karakteristik
perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan adalah :
a) Perusahaan
memproduksi berbagai macam produk sesuai spesifikasi pemesanan dan setiap jenis
produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
b) Untuk
meringkas data dan biaya yang dikeluarkan, dibuatkan kartu harga pokok untuk
setiap pesanan.
c) Biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung diperhitungkan secara langsung kepada pesanan yang
bersangkutan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya
overhead pabrik diperhitungkan berdasarkan tarif yang ditentukan terlebih
dahulu.
2.
Metode
Harga Pokok Proses ( Process Costing )
Menurut
Bustami (2008 : 99) : Dalam penentuan biaya proses, semua biaya yang dibebankan
ke setiap departemen produksi dapat diiktisarkan dalam laporan biaya produksi
untuk masing – masing departemen.”
Ada
lima langkah yang perlu dilakukan untuk metode harga pokok proses, (process
costing system) yaitu :
a) Mengidentifikasi
masing pusat pengolahan.
b) Mengakumulasi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik untuk masing –
masing pengolahan yang terpisah selama beberapa periode tertentu.
c) Mengukur
keluaran masing – masing pusat pengolahan yang terpisah yang dinyatakan dalam
satuan produksi ekuivalen.
d) Membagi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan satuan
ekuivalen untuk mendapatkan harga pokok produksi satuan masing – masing
pusat pengolahan yang terpisah.
e) Menjumlahkan
harga pokok satuan masing – masing pusat pengolahan yang terpisah untuk
mendapatkan total harga pokok suatu produk yang sudah jadi sepenuhnya.
Dalam
penerapan metode process costing system dalam penentuan harga pokok produksi
harus diperhatikan faktor – faktor sebagai berikut :
a) Jenis
dan jumlah produk yang dihasilkan
b) Jangka
Waktu Proses Produksi
c) Jumlah
tahap – tahap operasi atau departemen produksinya
d) Jumlah
departemen dimana bahan harus ditambahkan serta akibat tambahan terhadap produk
yang dihasilkan
e) Ada
atau tidaknya produk yang hilang, rusak selama proses produksi berlangsung
f) Ada
atau tidaknya produk dalam proses awal periode
Karakteristik perusahaan yang menggunakan
metode harga pokok proses :
a) Produk
yang dihasilkan merupakan produk standar.
b) Biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun, dan
sebagainya.
c) Kegiatan
produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi berisi produksi
standar untuk jangka waktu tertentu.
d) Tujuan
produksi tidak dimaksudkan untuk memenuhi permintaan khusus dari pelanggan
tertentu. Produksi dilaksanakan untuk mengisi persediaan yang selanjutnya
dijual dengan mengingat permintaan pasar yang sudah diperkirakan terlebih
dahulu untuk suatu jangka waktu tertentu.
Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening
untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya
disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Skedul
Harga Pokok Produksi.
Contoh Skedul
Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):
Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2010
|
||||
Persediaan
Barang Dalam Proses 1 Januari …………………..
|
Rp 10.000
|
|||
Ditambah:
|
||||
Bahan Baku:
|
||||
Persediaan 1 Januari ………………..
|
Rp 5.000
|
|||
Ditambah: Pembelian ……………….
|
100.000
|
|||
Tersedia Dipakai …………..………...
|
105.000 105
|
|||
Dikurangi : Persediaan 31 Desember
|
9.000
|
|||
Bahan Baku Dipakai ………………………………..
|
Rp
96.000
|
|||
Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….….
|
200.000
|
|||
Biaya Overhead Pabrik:
|
||||
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..……
|
Rp
50.000
|
|||
Listrik dan Air …………………………
|
140.000
|
|||
Bahan Habis Pakai Pabrik ………….
|
30.000
|
|||
Penyusutan Gedung Pabrik ………...
|
120.000
|
|||
Penyusutan Mesin …………………...
|
60.000
|
|||
Total Biaya Overhead Pabrik ………………………
|
400.000
|
|||
Total Biaya Produksi tahun ini
……………………………………
|
696.000
|
|||
Total Biaya Barang Dalam Proses
…………………………………
|
706.000
|
|||
Dikurangi:
|
||||
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember ……………..
|
18.000
|
|||
Harga Pokok Produksi
………………………………………………
|
688.000
|
|||
Metode
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Metode perhitungan harga pokok
produksi suatu barang merupakan tujuan pokok akuntansi biaya. Harga pokok
produksi tersebut diperoleh melalui pengumpulan biaya – biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang tersebut.
Ada
tiga metode perhitungan harga pokok produksi yaitu :
1.
Metode harga pokok sesungguhnya (actual cost)
Dalam
metode ini perhitungan harga pokok produksi per unit berdasarkan biaya bahan
baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya, dan biaya overhead
pabrik sesungguhnya.
2.
Metode harga pokok normal (normal costing)
Pada
metode inio, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya
sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk
tertentu, dan baiya overhead pabrik menggunakan tarif pembebanan di muka.
Metode
ini biasanya digunakan pada metode harga pokok pesanan (job order costing) yang
menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual.
3.
Metode harga pokok standar (standard costing)
Dalam
metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan harga pokok produk per unit
dengan menggunakan standar tertentu, sehingga harga pokok produk per unit bukan
harga pokok sesungguhnya, tetapi harga pokok yang seharusnya.
Metode
harga pokok standar ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi
secara massal dan menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode
perpetual.
Langkah - langkah
penyusunan laporan harga pokok produksi
1.
Menyusun skedul kuantitas
Skedul kuantitas mencatat unit yang
menjadi tanggung jawab dari masing – masing departemen yang menunjukkan arus
fisik, mulai dari persediaan awal, unit yang mulai diproses pada periode
berjalan, unit yang dikeluarkan baik yang ditransfer maupun yang hilang dan
persediaan akhir.
2.
Menghitung unit ekuivalen dan biaya per unit
Dalam proses produksi tertentu,
biasanya pada akhir periode terdapat unit yang belum selesai menjadi produk
yang lazim disebut persediaan barang dalam proses. Untuk itu, total biaya
produksi yang terjadi pada periode itu harus dialokasikan kepada dua jenis
persediaan yaitu barang jadi dan barang dalam proses.
Oleh karena itu barang
dalam proses mengkonsumsi lebih sedikit sumber daya dibandingkan
unit selesai, maka pembagian total biaya dengan unit fisik tidaklah
tetap. Oleh karena itu unit persediaan dalam proses perlu dikonversi
kedalam unit yang ekuivalen dengan barang jadi, sehingga diperlukan penaksiran
tingkat penyelesaian masing – masing unsur biaya produksi.
3.
Pertanggungjawaban biaya departemen
Biaya yang dibebankan ke departemen
menunjukkan penggabungan biaya antara persediaan awal, biaya dari unit yang
diterima dari departemen terdahulu dan biaya yang terjadi pada periode
yang dilaporkan.
4.
Rekapitulasi biaya
Total biaya yang dikeluarkan sampai
pada suatu departemen akan dialokasikan agar dapat diketahui berapa besar biaya
per unit yang ditransfer dan berapa nilai persediaan yang tinggal.
Perbedaan
kalkulasi harga pokok pesanan dengan kalkulasi harga pokok proses yaitu :
a)
Pengumpulan biaya
Kalkulasi biaya
pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan kalkulasi biaya
proses mengumpulkan biaya produksi per periode.
b)
Perhitungan harga pokok persatuan
Kalkulasi biaya
pesanan menghitung harga pokok produk per unit yang dihasilkan dengan cara
membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan pada pesanan yang
bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan selesai diproduksi.
Kalkulasi biaya proses menghitung harga pokok per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah unit produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap satuan periode, biasanya akhir bulan.
Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi
Menurut
Kardinata (2000 : 80) ” Perhitungan harga pokok dalam produksi dilakukan untuk
setiap tahapan proses produksi.”
Adapun
tujuan perhitungan harga pokok produksi adalah :
1. Pengendalian
biaya
Tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk
mengawasi biaya–biaya yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Suatu
pengawasan berarti mencegah terjadinya penyimpangan yang akan
menyebabkan perusahaan tidak berjalan dengan efisien. Dengan adanya perhitungan
harga pokok untuk produk, akan diketahui biaya – biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk tersebut, sehingga pada masa yang akan datang, biaya
tersebut dapat dievaluasi agar biaya dapat digunakan secara efektif dan
efisien.
2.
Penetapan harga jual
Harga pokok produksi per unit adalah
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan harga jual. Dalam hal
penentuan harga jual per unit, maka harga pokok produksi per unit harus
diketahui dan perusahaan juga harus dapat menaksir biaya lain yang akan terjadi
dalam hubungannya dengan produk serta laba yang diinginkan sehingga harga jual
per unit dapat ditetapkan. Harga produk yang akan dijual harus diatas harga
pokok produksi per unit sehingga laba dapat dicapai.
3.
Perencanaan dan Pengukuran Prestasi
Umumnya sebelum operasi perusahaan
dimulai akan dibuat terlebih dahulu suatu perencanaan mengenai kegiatan –
kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan ini dinyatakan dalam anggaran yaitu
suatu rencana menyeluruh terhadap kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam
bentuk kuantitatif per unit moneter untuk jangka waktu tertentu. Dari laporan
harga pokok produksi akan diketahui bagaimana kinerjja dari para karyawan dalam
menghasilkan suatu produk. Misalnya untuk menghasilkan suatu produk dengan
kualitas tertentu, apakah sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk tersebut. Apabila perusahaan dapat memenuhi keinginan dari masyarakat
atau konsumen, kemungkinan untuk pencapaian laba akan semakin besar.
4.
Penilaian persediaan
Ada beberapa jenis persediaan dalam
perusahaan manufaktur, yaitu persediaan barang jadi (produk), persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses, persediaan bahan penolong, dan persediaan
perlengkapan. Dengan adanya laporan harga pokok produksi dapat diketahui berapa
banyak persediaan dari masing – masing jenis persediaan tersebut.
Selain
tujuan – tujuan tersebut ada beberapa lagi tujuan penetapan harga pokok
produksi yaitu :
a)
Alat perencanaan laba sehingga dapat
diketahui berapa laba yang akan diperoleh dan pada tingkat harga berapa dan
unit berapa tercapai break event point atau titik pulang pokok.
b)
Membantu manajemen untuk mengambil
keputusan khusus seperti keadaan pasar, pengadaan pesanan atau perluasan
produk.
c)
Penerapan Metode Process Costing System
dalam Penentuan Harga Pokok Produksi
Laporan
biaya produksi setiap departemen memiliki format yang beragam, dengan informasi
menunjukkan :
a)
Skedul kuantitas, memuat informasi produk
dalam proses awal, produk masuk proses pada periode bersangkutan, produk
selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, produk dalam proses
akhir, produk hilang, produk rusak, dan produk cacat.
b)
Biaya dibebankan, memuat informasi biaya
produk dalam proses awal, biaya yang dibebankan dari departemen sebelumnya,
biaya dibebankan periode bersangkutan, unit ekuivalen, dan biaya per unit
masing – masing elemen biaya.
c)
Pertanggungjawaban biaya, memuat informasi
biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, biaya produk yang
hilang akhir proses, biaya produk rusak, biaya produk cacat.
Ada dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi produk dalam proses yaitu :
a.
Aliran Biaya Rata – rata Tertimbang
Dengan
merata – ratakan biaya penyelesaian persediaan awal produk dalam proses
periode sebelumnya dengan menambahkan biaya periode
berjalan untuk mendapatkan biaya per unit. Unit persediaan awal menerima
biaya per unit yang besarnya sama dengan unit yang baru dimulai dan
diselesaikan selama periode bersangkutan, sehingga semua unit yang ditransfer
akan memiliki biaya per unit yang sama.
Unit
ekuivalen produksi = Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian)
Contoh
Soal:
PT X adalah perusahaan pengolahan
nanas yang dikemas dalam kaleng untuk dipasarkan didalam negeri, pengolahan
dilakukan melalui satu tahapan pengolahan yaitu melalui departemen pengolahan.
Pada awal Oktober perusahaan baru mulai beroperasi, dengan mengolah nanas
sebanyak 8.000 kg, pada akhir Oktober produk selesai yang ditransfer ke gudang
sebanyak 7600 kg, sedangkan yang 400 kg masih dalam proses dengan tingkat
penyerapan bahan baku 100%, biaya tenaga kerja 70%, dan biaya overhead
pabrik 75%. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah nanas tersebut adalah : Biaya
bahan baku sebesar Rp. 6.000.000,- biaya tenaga kerja Rp.4.728.000,- dan biaya
overhead pabrik Rp.3.160.000,-
Diminta
:
Susunlah
Laporan Biaya Produksi PT X untuk bulan Oktober 2008 !
Penyelesaian
:
Kebaikan
dari metode ini adalah sederhana, dengan memperlakukan unit pada persediaan
awal produk dalam proses sebagai produk periode berjalan, semua unit ekuivalen
akan termasuk dalam kategori yang sama pada saat perhitungan biaya per unit.
Sedangkan kelemahan metode ini mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit
untuk output periode berjalan dan untuk unit pada persediaan awal produk dalam
proses. Jika biaya per unit dalam suatu proses relatif stabil dari periode
berikutnya, metode rata – rata tertimbang ini cukup akurat. Akan tetapi, jika
input pabrikasi meningkat secara signifikan dari periode satu ke periode
lainnya, biaya per unit output saat ini dinyatakan terlalu rendah, dan biaya
per unit pada awal produk dalam proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika
menginginkan keakuratan yang lebih dalam perhitungan biaya per unit, perusahaan
sebaiknya menggunakan metode FIFO.
b. Aliran Biaya FIFO (First In First Out)
Aliran
biaya ini dilakukan dengan memisahkan biaya per unit yang terdapat pada
persediaan awal dari biaya per unit produk yang dimasukkan dan diselesaikan
pada suatu periode tertentu. Biaya produk yang ditransfer terdiri dari biaya
produk dalam proses awal dari periode sebelumnya, dan biaya produk dari produk
yang dimulai dan diselesaikan selama periode berjalan.
Unit
Ekuivalen Produksi = Produk Selesai +
(PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian) – (PDP Awal x
Tingkat Penyelesaian)
Contoh
Soal:
Persediaan
awal PDP = 1.000 unit
(Tingkat
penyelesaian : 100% bahan baku, 80% biaya konversi)
Produk
masuk proses = 38.200 unit
Produk
selesai ditransfer = 38.000 unit
Persediaan
akhir PDP = 1.200 unit
(Tingkat
penyelesaian : 80% bahan baku, 75% biaya konversi)
Bahan
baku :
38.000
unit + (1.200 unit x 80%) – (1.000 unit x 100%) = 37.960 unit
Biaya
Konversi (Tenaga Kerja dan BOP)
38.000
unit + (1.200 unit x 75%) – (1.000 unit x 80%) = 38.100 unit
Mengingatkan masa-masa SMA dulu waktu belajar akutansi.
ReplyDeleteJika ada waktu, silakan mampir ke blog kami: ANEKA CARA BLOG
Terima kasih.
terimakasih sudah mampir, sukses selalu..
ReplyDelete