Saturday, January 19, 2019

Rekonsiliasi Bank




Pengertian Rekonsiliasi Bank
            Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menyebabkan saldo kas yang dilaporkan pada laporan bank berbeda dengan saldo kas pada pembukuan perusahaan. Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh perusahaan.
           Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas.
Terdapat dua catatan kas dalam perusahaan yaitu:
       a.       Akun kas pada buku besar umum perusahaan.
       b.      Laporan banl, yang menunjukkan penerimaan dan pembayaran kas yang dilakukan melalui bank.
Alasan diperlukan Penyusunan Rekonsiliasi Bank
            Penyusunan rekonsiliasi bank sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan karena  beberapa alasan yaitu:
a. Untuk mengetahui jumlah selisih saldo kas dari laporan bank yang saldo kasnya berbeda pada              pembukuan perusahaan.
b. Untuk mengetahui sebab-sebab apa saja sehingga dapat terjadinya selisih saldo kas pada catatan          bank dan perusahaan.
c. Cara agar kita dapat mengetahui saldo kas yang sama (benar) akibat dari perbedaan saldo kas yang      terjadi karena perbedaan catatan antara catatan bank dan perusahaan.

            Hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan bank dapat digolongkan sebagai berikut :
      1)      Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum                   dicatat oleh bank. Contoh:
a.      Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan/deposit in transit).
b.      Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam perjalanan/deposit in transit).
c.       Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank (cash on hand).
d.      Non Sufficient Check (NSC) yaitu cek yang tidak cukup dananya untuk diuangkan.
     2)      Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh                  perusahaan. Contoh:
a.     Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro).
b.      Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.
     3)      Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank mencatatnya        sebagai pengeluaran. Contoh:
a.  Cek-cek yang beredar (outstanding cheque) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.
b.   Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode (cheque on hand).
    4)      Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh                 perusahaan. Contoh:
a.  Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
b.  Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
c.      Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.

            Selain keempat hal di atas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo kas menurut laporan bank dapat terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam catatan perusahaan maupun catatan bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank maka kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi. Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda :
      1.      Rekonsiliasi Saldo Akhir, yang dapat dibuat dalam 2 bentuk :
a.       Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.
b.      Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas
      2.      Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, yang bisa dibuat dalam 2                 bentuk :
a.      Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)
b.   Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8 kolom).

Prosedur Rekonsiliasi Bank
            Terdapat tahap-tahap dalam membuat rekonsiliasi bank. Berikut ini adalah pos-pos yang tersaji dalam rekonsiliasi bank. Pos-pos itulah yang menyebabkan perbedaan-perbedaan antara saldo bank dan saldo pembukuan.
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi Bank:
      1. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan dalam rekening Kas perusahaan           (saldo per buku)
     2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yg tercantum pada pembukuan perusahaan     tetapi tak tercantum dalam laporan bank. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank.
         Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank
     3. Tambahkan atau kurangkan pd saldo per buku, hal-hal yg tercantum dalam laporan bank tetapi tak        tercantum dlm pembukuan perusahaan.
Tambahkan pada saldo per buku:
a.       penerimaan kas langsung melalui bank
b.      pendapatan bunga atas saldo giro di bank
Kurangkan pada saldo per buku:
a.       biaya administrasi bank
b.      biaya pencetakan cek
c.       pengurangan yg telah dilakukan oleh bank lainnya (misal pengurangan karena adanya pengambilan cek kosong atau cek yg telah lewat waktu)
    4.   Hitunglah saldo per bank dan saldo per buku yg telah disesuaikan, saldo keduanya harus sama.
    5.  Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pd butir 3, yaitu hal yang tercantum pada sisi per          buku dalam rekonsiliasi bank.
    6. Perbaiki semua kesalahan pembukuan perusahaan, & sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank      melakukan kesalahan.

Cara Menyusun Rekonsiliasi Bank
            Untuk mengetahui cara penyusunan rekonsiliasi bank perhatikan contoh berikut :
Contoh :
            Pada tanggal 31 Juli 2010 PT Maju Pesat menerima laporan dari bank berupa rekening koran yang menunjukkan saldo kredit sebesar Rp 116.848.000,00, sedangkan saldo kas perusahaan menunjukkan saldo debit sebesar Rp 18.420.000,00. Setelah diadakan pemeriksaan, perbedaan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
a.         Setoran dalam proses tanggal 26 Juli 2010                      Rp 2.900.000
b.        Biaya administrasi                                                            Rp 48.000
c.         Uang kas perusahaan yang belum disetorkan ke bank     Rp 1.200.000
d.        Jasa giro bank untuk perusahaan                                      Rp 267.000
e.         Cek yang beredar adalah :
Nomor 0101 sebesar        Rp 1.800.000
Nomor 0104 sebesar        Rp 2.400.000
Nomor 0107 sebesar        Rp    636.000
f.         Hasil penagihan perusahaan (menambah akun bank) sebesar Rp 3.036.000,00, tetapi oleh perusahaan dicatat Rp 3.036.000,00.
g.        Selembar cek yang diterima oleh perusahaan dan disetorkan ke bank ditokak karena tidak cukup dananya sebesar Rp 2.500.000,00 dan cek dikembalikan kepada perusahaan sebagai lampiran rekening koran.

            Berdasarkan data setelah pemeriksaan tersebut dapat dibuat laporan rekonsiliasi bank. Saldo bank dan saldo kas yang benar (bentuk skontro) sebagai berikut :

PT. Maju Pesat
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Juli 2010
Saldo menurut perusahaan

18.420.000
Saldo menurut bank.

16.484.000
Ditambah :


Ditambah :


Jasa giro Bank

267.000
Setoran dalam proses
2.900.000



18.687.000
Uang kas yang belum disetor
1.200.000

Dikurang:




4.100.000
Beban adm. Bank
48.000

Dikurangi:


Kesalahan catat
27.000

Cek dalam peredaran


Cek kosong
2.500.000

No. 0101
1.800.000



2.575.000
No. 0104
2.400.000




No. 0107
636.000






4.836.000








16.122.000


16.122.000

Rekonsiliasi bank PT. Maju Pesat bentuk stafel (vertikal) tampak sebagai berikut.
Saldo kas menurut perusahaan

18.420.000
Ditambah


Jasa giro bank

267.000
Dikurangi


Biaya administrasi bank
48.000

Kesalahan catat
27.000

Cek kosong
2.500.000



2.575.000
Ø  Saldo kas yang benar sesudah rekonsiliasi

16.112.000
Saldo rekening koran bank

16.848.000
Ditambah


Setoran dalam proses
2.900.000

Uang kas yang tidak disetor
1.200.000



4.100.000
Dikurangi


Cek dalam peredaran


No. 0101
1.800.000

No. 0104
2.400.000

No. 0107
   636.000



4.836.000
Saldo R/K bank sesudah rekonsiliasi

16.112.000




Perubahan rekonsiliasi bentuk ertama ke bentuk kedua akan tampak sebagai berikut:
PT Maju Pesat
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Juli 2010
Saldo kas menurut laporan ban


16.848.000
Ditambah :



Setoran dalam proses

2.900.000

Uang kas yang tidak disetor ke bank

1.200.000

Biaya administrasi bank

48.000

Koreksi karena salah catat

27.000

Cek yang tidak cukup dana

2.500.000




6.675.000



23.523.000
Dikurangi:



Cek yang beredar



No. 0101
1.800.000


No. 0104
2.400.000


No. 0107
636.000




4.836.000

Jasa giro bank

267.000

Saldo kas jasa giro bank


5.103.000



18.420.000

Ayat Penyesuaian setelah Rekonsiliasi Bank
            Dalam laporan rekonsiliasi bank bentuk pertama dapat diketahui berapa sebenarnya saldo bank dan saldo kas yang benar. Bentuk pertama digunakan oleh bagian internal perusahaan. Pada bentuk yang kedua diketahui sebab-sebab terjadinya perbedaan saldo, dan biasanya digunakan akuntan dalam melakukan pemeriksaan kas.
            Berdasarkan hasil laporan rekonsiliaasi bank bentuk pertama segera dapat dibuat jurnal penyesuaian khusus transaksi-transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan sebagai berikut :
Kas                                               Rp 267.000,00
     Pendapatan jasa giro                                                   Rp 267.000,00
Beban administrasi bank              Rp 48.000,00
     Kas                                                                              Rp 48.000,00
Piutang usaha                               Rp 27.000,00
     Kas                                                                              Rp 27.000,00
Piutang usaha                               Rp 2.500.000,00
     Kas                                                                              Rp 2.500.000,00

Jurnal tersebut dapat digabung sebagai berikut,
Piutang usaha                               Rp 2.527.000,00
Beban administrasi bank              Rp      48.000,00
Pendapatan jasa giro                                                        Rp 267.000,00
     Kas                                                                              Rp 2.308.000,00

Setelah jurnal penyesuaian diposting ke dalam masing-masing akun, akun kas akan menunjukkan saldo sebesar Rp 16.112.000,00.

1 comment:

  1. Artikelnya bagus dan bermnafaat gan.

    Monggo singgah di www.abdulmajid.id

    ReplyDelete