Monday, June 18, 2018

Manajemen Biaya Strategik, Manajemen Daur Hidup, Dan JIT

Elemen strategik yang paling penting bagi perusahaan adalah pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan. Karenanya pengambilan keputusan stratejik melibatkan pemilihan di antara alternatif strategi dengan sasaran pemilihan strategi, atau strategi-strategi yang memberikan perusahaan keyakinan yang memadai mengenai pertumbuhan dan kelangsungan jangka panjang. Manajemen biaya strategik adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi yang unggul yang akan menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.


Keunggulan bersaing menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dibandingkan pesaing atau menciptakan nilai yang setara dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing. Nilai pelanggan adalah perbedaan antara apa yang diterima pelanggan (realiasasi pelanggan) dan apa yang pelanggan berikan (pengorbanan pelanggan). Apa yang pelanggan terima lebih daripada sekedar tingkatan dasar kinerja yang diberikan produk. Apa yang diterima dinamakan total produk. Total produk adalah rentang yamg lengkap dari manfaat berwujud dan tidak berwujud yang diterima pelanggan dari produk yang dibeli. Pengorbanan pelanggan mencakup biaya pembelian produk, waktu dan usaha yang dicurahkan untuk memperoleh dan mempelajari penggunaan produk tersebut, dan biaya purna jual yaitu biaya penggunaan, mempertahankan dan membuang produk tersebut.
Ada dua strategi umum yang mampu memberikan keunggulan bersaing yang berkesinambungan : strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi. Tujuan dari strategi biaya rendah adalah untuk memberikan nilai yang sama atau lebih baik kepada pelanggan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing. Pada dasarnya, jika nilai pelanggan didefinisikan sebagai perbedaan anatara realisasi dan pengorbanan, strategi biaya rendah meningkatkan nilai pelanggan dengan meminimalisasi pengorbanan pelanggan.
Strategi diferensiasi, berusaha keras untuk meningkatkan nilai pelanggan dengan meningkatkan apa yang diterima pelanggan (realisasi pelanggan). Keunggulan bersaing diciptakan dengan memberikan sesuatu kepada pelanggan yang tidak diberikan oleh para pesaing.

Rantai nilai industri adalah suatu rangkaian keterkaitan dari kegiatan pencipta nilai dari bahan baku hingga pembuangan produk jadi oleh pelanggan pengguna akhir. Kerangka rantai nilai adalah suatu pendekatan pendorong untuk memahami kegiatan perusahaan yang penting secara strategis. Dasar dari kerangka rantai nilai adalah pengakuan adanya hubungan yang kompleks dan saling keterkaitan diantara kegiatan baik didalam maupun diluar perusahaan. Ada dua jenis hubungan yang harus dianalisis dan dipahami : hubungan internal dan hubungan eksternal. Hubungan internal adalah hubungan diantara kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan rantai nilai perusahaan. Sebaliknya hubungan eksternal menjelaskan hubungan kegiatan rantai nilai perusahaan yang dilakukan dengan pemasok dan pelanggannya.
Untuk analisis stratejik, kegiatan diklasifikasikan sebagai kegiatan operasional dan kegiatan organisasi dan biaya dari kegiatan ini ditentukan oleh pendorong biaya organisasi dan operasional. Kegiatan organisasi adalah kegiatan yang menentukan struktur organisasi dan proses bisnis. Contoh mencakup membangun pabrik, mendesain tata letak pabrik, memilih dan menggunakan struktur manajemen (strukturisasi manajemen), memilih dan menggunakan teknologi proses, integrasi secara vertikal dan pengelompokan karyawan (departemen, fungsi, tim, dsb), memberikan mutu, dan menggunakan karyawan. Pendorong biaya organisasi adalah faktor struktural dan prosedural yang menentukan struktur biaya jangka panjang dari suatu perusahaan. Contoh pendorong biaya organisasi termasuk jumlah pabrik yang beroperasi, skala, derajat sentralisasi, jenis tata letak pabrik dan efisiensinya, gaya manajemen, jenis teknologi proses, derajat integrasi vertikal, jenis dan jumlah unit kerja, mutu pendekatan manajemen dan tingkat keterlibatan karyawan.
Kegiatan organisasi ada dua jenis : struktural dan prosedural (pelaksanaan). Kegiatan struktural adalah kegiatan yang menentukan struktur ekonomi perusahaan yang mendasari. Kegiatan prosedural (pelaksanaan) adalah kegiatan yang mendefinisikan proses suatu organisasi dan secara langsung berhubungan dengan kemampuan suatu organisasi untuk melaksanakan dengan berhasil.
Kegiatan operasional adalah kegiatan hari ke hari yang dilakukan sebagai hasil dari struktur dan proses yang dipilih organisasi. Contoh mencakup penerimaan dan pemeriksaan suku cadang, perpindahan bahan, pengapalan produk, pengujian produk baru, layanan produk, dan mengatur alat. Pendorong biaya operasional (pendorong kegiatan) adalah faktor-faktor yang mendorong biaya operasional kegiatan. Pendorong ini mencakup faktor-faktor seperti jumlah suku cadang, jumlah perpindahan, jumlah produk, jumlah pesanan pelanggan, dan jumlah produk yang dikembalikan.

Analisis rantai nilai mengidentifikasi hubungan internal dan eksternal yang dihasilkan dalam pencapaian perusahaan baik kepemimpinan biaya atau strategi diferensiasi (manapun yang ditentukan akan membentuk keunggulan bersaing yang dapat bertahan). Pemanfaatan hubungan tergantung pada analisis bagaimana biaya dan faktor non keuangan lainnya dapat bervariasi sesuai berbagai kelompok kegiatan yang berberda yang dipertimbangkan. Misalnya, organisasi merubah struktur dan prosesnya sesuai kebutuhan untuk memenuhi tantangan dan mengambil keuntungan dari peluang baru, hal ini mencakup peendekatan baru pada diferensiasi.

Manajemen biaya stratejik yang baik mengharuskan pertimbangan bagian hubungan internal dari rantai nilai dimana perusahaan berpartisipasi (disebut rantai nilai internal). Memanfaatkan hubungan internal berarti bahwa hubungan antara kegiatan dinilai dan digunakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai. Misalnya, desain produk dan pengembangan kegiatan terjadi sebelum produksi dan terkait dengan kegiatan produksi. Cara produk tersebut di desain mempengaruhi biaya produksi. Bagaimana biaya produksi terpengaruh membutuhkan pengetahuan mengenai pendorong biaya. Karenanya dengan mengetahui pendorong biaya kegiatan adalah penting untuk memahami dan memanfaatkan hubungan.

Memanfaatkan Hubungan Eksternal
Memanfaatkan hubungan eksternal berarti mengelola hubungan ini sehingga baik perusahaan maupun pihak eksternal menerima peningkatan manfaat. Pemasok memberikan masukan dan sebagai konsekuensinya dapat memiliki pengaruh yang besar pada kepemimpinan biaya dan strategi diferensiasi pengguna. Hal yang sama, pelanggan dapat memiliki pengaruh penting pada biaya dan posisi diferensiasi perusahaan. Misalnya, menjual produk mutu tingkat menengah pada penyalur dengan harga rendah untuk produk khusus, harga rendah karena kapasitas yang tidak digunakan dapat mengancam saluran distribusi utama produk tersebut. Hal ini benar jika penyalur tersebut memasang label pribadi pada produk tersebut.

Hubungan Eksternal dan Wawasan Strategi Lainnya
 Perusahaan tidak dapat mengabaikan hubungan dan mengharapkan untuk membangun keunggulan bersaing yang dapat bertahan. Perusahaan perlu memahami porsi relatifnya dalam rantai nilai industri. Penilaian kekuatan dan hubungan ekonomi dari tiap tahap dalam seluruh sistem rantai nilai dapat memberikan perusahaan sejumlah wawasan strategik penting.



MANAJEMEN BIAYA DAUR HIDUP
Pendekatan yang berhubungan yang membangun kerangka konseptual yang mempermudah kemampuan manajemen untuk memanfaatkan hubungan internal dan eksternal.
Daur hidup produk secara sederhana merupakan waktu di mana produk ada dari perancangan hingga ditinggalkan. Biasanya daur hidup produk mengacu pada kelompok produk secara keseluruhan, tetapi daur hidup produk dapat pula mengacu pada bentuk khusus dan merek atau model khusus. Juga, dengan mengganti perancangan dengan pembelian, kita memperoleh definisi berorientasi-pelanggan mengacu pada hidup dari unit spesifik dari produk. Definisi berorientasi produsen mengacu pada usia kelas, bentuk atau merek, dimana definisi berorientasi-pelanggan mengacu pada usia unit spesifik produk. Orientasi produsen dan pelanggan dapat diperhalus dengan melihat pada konsep usia menghasilkan pendapatan dan usia dapat dikonsumsi. Usia menghasilkan pendapatan adalah waktu produk menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. Usia dapat dikonsumsi adalah panjang waktu dimana suatu produk melayani kebutuhan pelanggan.

Sudut pandang pemasaran menggambarkan pola penjualan umum dari suatu produk saat produk tersebut melalui tahapan daur hidup yang berbeda. Sudut pandang pemasaran mengenai daur hidup produk ada beberapa tahapan yang berbeda yaitu: 1) Pengenalan, tahap ini ditandai dengan kegiatan pra-produksi dan mulai produksi, di mana fokusnya adalah memperoleh kedudukan dalam pasar, 2) Pertumbuhan adalah periode waktu di mana penjualan meningkat dengan laju yang meningkat, 3) Mapan adalah periode waktu di mana penjualan meningkat dengan laju menurun, dan 4) Penurunan, tahap dimana pada tahap mapan menjadi netral dan kemudian menjadi negatif pada tahap penurunan.

Sudut pandang produksi daur hidup produk mendefinisikan tahapan daur hidup berdasarkan perubahan dalam jenis kegiatan yang dilakukan: kegiatan penelitian dan pengembangan, kegiatan produksi, dan kegiatan logistik. Sudut pandang produksi menekankan biaya daur hidup, di mana sudut pandang pasar menekankan pada perilaku pendapatan penjualan. Biaya daur hidup adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk untuk seluruh daur hidupnya. Biaya ini mencakup penelitian, pengembangan, produksi, dan pendukung logistik.

Seperti daur hidup produksi, tahapan daur hidup konsumsi berhubungan dengan kegiatan. Kegiatan ini membentuk empat tahap: pembelian, pengoperasian, pemeliharaan, dan pembuangan. Sudut pandang daur hidup yang dapat dikonsumsi menekankan pada kinerja produk pada harga tertentu. Harga mengacu pada biaya kepemilikan, yang mencakup elemen: biaya pembelian, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan biaya pembuangan. Maka total kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh harga pembelian dan biaya pasca-pembelian.

Ketiga sudut pandang daur hidup menawarkan pemahaman yang mendalam yang dapat berguna bagi produsen barang dan jasa. Sebenarnya, produsen tidak mampu mengabaikan salah satu dari tiga sudut pandang ini. Program manajemen biaya daur hidup yang komprehensif harus memperhatikan beragam sudut pandang yang ada. Pengamatan ini menghasilkan definisi komprehensif, terpadu dari manajemen biaya daur hidup yang terdiri dari tindakan yang diambil yang menyebabkan produk desain, dikembangkan, diproduksi, dipasarkan, didistribusikan, dioperasikan, dipertahankan, diperbaiki, dan dibuang sehingga laba daur hidup dimaksimalkan.
 Sudut pandang pemasaran menyangkut sifat dari pola penjualan selama daur hidup produk tersebut, yaitu sudut pandang berorientasi-pendapatan. Namun, sudut pandang produksi menekankan kegiatan internal yang diperlukan untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan melayani produk. Tahap produksi ada untuk mendukung tujuan penjualan dari tahap pemasaran. Pendukung penjualan ini membutuhkan pengeluaran sumber daya. Maka daur hidup produksi dapat digambarkan sebagai sudut pandang berorientasi-beban. Daur hidup konsumsi menyangkut kinerja produk dan harga (termasuk biaya pasca-pembelian). Kemampuan untuk memperoleh pendapatan dan tingkat pengeluaran sumber daya keduanya berhubungan dengan kinerja produk dan harga. Produsen harus memperhatikan apa yang diterima pelanggan dan apa yang pelanggan berikan. Maka daur hidup konsumsi dapat digambarkan sebagai sudut pandang berorientasi nilai-pelanggan.

 Pendekatan peningkatan-pendapatan tergantung pada tahap daur hidup pemasaran dan pengaruh nilai pelanggan.
Pengurangan biaya, tidak hanya pengendalian biaya, merupakan penekanan dari manajemen biaya daur hidup. Strategi pengurangan biaya harus secara eksplisit mengenali bahwa tindakan yang dilakukan pada tahap awal dari daur hidup produksi dapat menurunkan biaya untuk tahap produksi dan konsumsi kemudian. Banyak peluang untuk pengurangan biaya yang terjadi sebelum produksi dimulai. Manajer perlu melakukan lebih banyak investasi pada aktiva praproduksi dan menggunakan lebih banyak sumber daya pada kegiatan dua tahap awal daur hidup produk, untuk mengurangi biaya produksi, pemasaran dan pasca-pembelian.
Desain produk dan desain proses memberikan berbagai peluang untuk pengurangan biaya dengan cara: (1) mendesain untuk mengurangi biaya produksi, (2) mendesain untuk mengurangi biaya pendukung logistik, dan (3) mendesain untuk mengurangi biaya pasca-pembelian, yang mencakup waktu pelanggan yang terlibat dalam pemeliharaan, perbaikan, dan pembuangan. Agar pendekatan ini berhasil, manajer perusahaan yang memproduksi harus memiliki pemahaman yang baik mengenai kegiatan, pendorong kegiatan dan bagaimana kegiatan-kegiatan ini berinteraksi.

Target biaya adalah perbedaan antara harga jual yang diperlukan untuk merebut pangsa pasar yang telah ditentukan sebelumnya dan laba per unit yang diinginkan. Jika target biaya kurang dari apa yang saat ini dapat dicapai, maka manajemen menganggarkan pengurangan biaya yang berpindah dari biaya sebenarnya menjadi target biaya. Kemajuan diukur dengan membandingkan biaya sebenarnya dengan nilai tengah target biaya. Karena manajemen biaya daur hidup menekankan pada pengurangan biaya, perhitungan target biaya menjadi alat utama yang berguna untuk mencapai tujuan pengurangan biaya.

Meskipun manajemen biaya daur hidup penting untuk semua perusahaan manufaktur, terutama penting untuk perusahaan yang memiliki daur hidup pendek. Produk harus menutupi semua biaya daur hidup produk dan memberikan harga yang dapat diterima. Jika produk perusahaan memiliki daur hidup yang panjang, kinerja laba dapat ditingkatkan dengan tindakan seperti mendesain ulang, perubahan harga, pengurangan biaya, dan mengubah kombinasi produk. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki produk dengan daur hidup pendek biasanya tidak memiliki waktu untuk bereaksi dengan cara ini, sehingga pendekatannya harus proaktif. Maka, untuk daur hidup yang pendek, perencanaan daur hidup yang baik merupakan hal penting dan harga harus diatur secara tepat untuk menutupi semua biaya daur hidup dan memberikan pengembalian yang baik seperti perhitungan biaya berdasarkan kegiatan.

Sistem pembelian dan pemanufakturan JIT menawarkan contoh yang jelas mengenai bagaimana manajer dapat menggunakan konsep strategik untuk menghasilkan perubahan penting dalam organisasi. Perusahaan yang menerapkan JIT mengikuti strategi pengurangan biaya dengan mendefinisikan kembali kegiatan struktural dan prosedural yang dilakukan dalam organisasi. Pengurangan biaya merupakan pendukung baik strategi kepemimpinan biaya atau diferensiasi. Pengurangan biaya secara langsung berhubungan dengan kepemimpinan biaya. Diferensiasi yang berhasil tergantung pada penawaran nilai yang lebih besar. Namun, nilai tambah ini harus kurang dari biaya penyediaannya.
Mengadopsi sistem Manufaktur JIT memiliki pengaruh penting pada sifat akuntansi manajemen biaya. Menggunakan sistem JIT mempengaruhi kemampuan telusur biaya, meningkatkan keakuratan perhitungan harga pokok produk, menghilangkan kebutuhan alokasi biaya-biaya pusat jasa, merubah perilaku dan relatif penting biaya tenaga kerja langsung, berdampak pada sistem pesanan- pekerjaan dan perhitungan biaya proses , menurunkan ketergantungan pada standar dan analisis varian, dan menurunkan pentingnya sistem penelusuran persediaan.

Pemanufakturan JIT bergantung pada pemanfaatan hubungan pelanggan. Secara spesifik, produksi terikat dengan permintaan pelanggan. Hubungan ini menunjukan ke belakang melalui rantai nilai dan juga mempengaruhi bagaimana Manufaktur mempengaruhi pemasok. Pembelian JIT mensyaratkan pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat waktu untuk digunakan dalam produksi. Maka, hubungan pemasok juga penting. Pasokan suku cadang harus terkaita dengan produk, yang terkait dengan permintaan. Salah satu pengaruh pemanfaatan hubungan yang berhasil adalah untuk mengurangi semua persedian ke tingkat yang jauh lebih rendah. Bertentangan dengan sistem produksi dorong masuk-tradisional. Pada produksi tradisional, bahan baku dipasok dan suku cadang diproduksi dan ditransfer ke proses berikutnya dalam upaya untuk memenuhi permintaan pelanggan dan mengirimkan sesuai dengan jadwal. Namun dalam lingkungan dorong-masuk tradisional, waktu reaksi lambat atau tertunda sering kali merupakan suatu masalah, yang pada gilirannya, menciptakan permintaan untuk persediaan barang jadi . Dalam dorongan-masuk, persediaan barang jadi juga diperlukan untuk bertindak sebagai penyangga jika produksi lebih sedikit dibandingkan permintaan. Biasanya sistem dorong-masuk memproduksi tingkat persediaan barang jadi yang jauh lebih tinggi dibandingkan sistem JIT.

Tata Letak Pabrik
JIT menggantikan tata letak pabrika tradisional dengan pola sel pemanufakturan. Pendorong biaya pelaksanaan untuk suatu JIT adalah struktur sel. Struktur sel dipilih dibandingkan struktur dpartemen karena struktur sel meningkatkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan secara berhsil. Beberapa efisien yang telah disebutkan sebelumnya Oregon Cutting System (OCS), seperti mengurangi waktu tunggu dan menurunkan biaya produksi, merupakan hasil langsung dari struktur seluler.
Sel Pemanufakturan terdiri dari mesin yang dikelompokan dalam keluarga, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran. Mesin-mesin diatur sedemikian rupa sehingga mesin-mesin tersebut dapat digunakan untuk melakukan beragam operasi secara berturut-turut. Tiap sel diatur untuk memproduksi produk atau keluarga produk tertentu. Produk dipindahkan dari satu mesin ke mesin lain dari awal hingga akhir. Pekerja ditugaskan pada sel dan dilatih untuk mengoprasikan semua mesin dalam sel. Karenanya, tenaga kerja dalam lingkungan JIT berkeahlian-beragam, bukan spesialisasi.

Perbedaan struktural utama lainnya antara JIT dan organisasi tradisonal berhubungan dengan bagaimana karyawan dikelompokan. Seperti yang baru disebutkan, tiap sel dipandang sebagai pabrik mini, karenanya tiap sel membuatuhkan akses mudah dan cepat ke jasa pendukungnya, yang berarti departemen jasa yang tersentralisasi harus diturunkan dan personelnya harus diturunkan dan personelnya harus ditegaskan kembali untuk bekerja secara langsung pada sel pemanufakturan.

Pemberdayaan karyawan, suatu kegiatan prosedural, juga mempengaruhi kegiatan prosedural dan struktural lainnya. Struktur manajemen harus diubah kegiatan prosedural dan struktur lainnya. Struktur manajemen harus diubah sebagai taggapan pada keterlibatan karyawan yang lebih besar. Karena pekerja menganggap mempunyai tanggungjawab yang lebih besar, diperlukan manajer yang lebih sedikit dan struktur organisasi menjadi lebih ramping. Struktur yang lebih ramping mempercepat dan meningkatkan mutu pertukaran informasi. Gaya manajemen yang dibutuhkan pada perusahaan JIT juga berubah. Manajer di lingkungan JIT  perlu bertindak sebagai fasilitator lebih dari sekedar pengawas. Peran mereka adalah untuk mengembangkan oran dan kemampuannya hingga mereka dapat membuat bernilai-tambah.

JIT harus memberikan penekanan yang jauh lebih kuat dalam pengelolaan mutu. Suku cadang yang cacat mengakibatkan produksi menjadi berhenti. Mutu yang buruk tidak dapat ditoleransi dalam lingkungan manufaktur yang beroprasi tanpa persediaan. Atau sederhana, JIT tidak dapat diterapkan tanpa adanya komitmen pada gugusan kendali mutu (Total Quality Control-TQC).

Mengotomatisasi proses manufaktur yang kompleks membuat biaya semakin mahal. Menyederhanakan desain pduk dan proses produksi membuat biaya otomatisasi menjadi efektif. Sekali sistem JIT diterapkan, sistem ini biasanya menujukan di mana otomatisasi yang dilakukan bernilai. Karenananya, merupakan hal yang tidak biasa bagi perusahaan yang mengadopsi JIT untuk mengikutinya dengan akuisis teknologi produksi yang maju. Perusahaan diotomatisasi untuk meningkatkan kapasitas produktif, meningkatkan efisiensi, meningkatkan mutu dan jasa, menurunkan waktu pemrosesan, dan meningkatkan keluaran. Ada tiga tingkatan otomatisasi : peralatan yang berdiri-sendiri sel terotomatisasi, dan pabrik yang sepenuhnya terintegrasi.

Sejumlah perubahan dalam kegiatan struktural dan prosedural sistem JIT sudah merubah praktik manajemen biaya tradisional. Baik akuntansi biaya maupun sistem pengendalian operasi terpangaruh. Secara umum, perubahan organisasi menyederhanakan sistem akuntansi manajemen biaya dan secara simultan meningkatkan keakuratan informasi biaya yang diproduksi.

Ada tiga metode yang digunakan sistem biaya untuk membebankan biaya pada produk individu : penelusuran langsung, penelusuran pendorong, dan alokasi. Dari tiga metode ini, yang paling akurat adalah penelusuran langsung karenanya, metode ini lebih dipilih daripada dua metode lainnya. Dalam lingkungan JIT banyak biaya overhead yang dibebankan pada produk dengan menggunakan penelusuran pendorong atau alokasi yang kini secara langsung dapat dibebankan pada produk. Manufaktur seluler, tenaga kerja keahlian beragam, dan kegiatan jasa yang terdesentralisasi merupakan ciri utama dari tanggung jawab kita atas perubahan dalam kemampuan telusur ini.

Satu konsekuensi dari meningkatnya biaya yang dapat dibebankan secara langsung adalah meningkatnya keakuratan perhitungan harga pokok produk. Biaya yang dapat dibebankan secara langsung berhubungan biasanya dengan pengamatan fisik dengan produk dan dapat dikatakan merupakan bagian dari produk tersebut. Namun, biaya lain merupakan biaya umum untuk beberapa produk dan harus dibebankan pada produk produk ini dengan menggunakan pendorong kegiatan dan alokasi. Karena biaya dan kenyamanan, pendorong kegiatan yang kurang sempurna yang berhubungan dengan konsumsi kegiatan overhead mungkin dipilih pemanufakturan JIT mengurangi kebutuhan terhadap pengukuran yang sulit ini dengan mengubah beberapa biaya umum menjadi daya yang dapat dibebankan secara langsung. Namun, catat bahwa kekuatan pendorong di belakang semua perubahan ini bukan merupakan sistem manajemen biaya itu sendiri tetapi perubahan dalam kegiatan struktural dan prosedural yang diakibatkan dengan menetapkan sistem JIT. Meskipun perhitungan biaya berdasarkan kegiatan menawarkan peningkatan yang besar dalam keakuratan perhitungan harga pokok produk, memfokuskan menawarkan potensi perbaikan yang jauh lebih besar.

 Dalam menerapkan JIT dalam situasi pesanan, perusahaan pertama-tama harus memisahkan bisnis berulangnya dari pesanan unik. Sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk menghadapi bisnis yang berulang. Untuk produk-produk dimana yang permintaannya tidak cukup memadai untuk membentuk sel pemanufakturan sendiri, kelompok mesin-mesin yang berbeda dapat diatur dalam sel untuk membuat keluarga produk atau suku cadang yang membutuhkan urutan produksi yang sama.
 JIT menyederhanakan perhitungan biaya proses. Ciri kunci dari JIT adalah menurunkan persediaan, dengan mengasumsikan bahwa JIT berhasil mengurangi barang dalam proses, Sehingga kebutuhan untuk menghitung unit ekuivalen hilang. menghitung harga pokok produk mengikuti pola menghimpun biaya sederhana untuk sel selama satu periode waktu dan membagi biaya tersebut dengan unit yang diproduksi pada periode tersebut.

 Sistem JIT juga menawarkan peluang untuk menyederhanakan akuntansi untuk arus biaya produksi. Dengan persediaan yang rendah, mungkin tidak diinginkan untuk menggunakan sumber daya untuk mencari arus biaya yang melalui semua akun persediaan. Pada sistem tradisional, terdapat akun barang dalam proses untuk tiap departemen sehingga biaya produksi dapat ditelusuri sebagai pekerjaan yang berjalan melalui pabrik. Di bawah JIT, tidak ada departemen dan waktu tunggu 14 hari menjadi 4 jam, dan akan menjadi tidak masuk akal untuk menelusuri biaya dari bengkel ke bengkel dalam sel. Lagipula, Jika waktu siklus produksi adalah dalam menit atau jam, dan barang dikirimkan segera setelah penyelesaian, maka semua dari tiap biaya produksi hari tersebut mengalirkan harga pokok penjualan. Pengakuan keluaran ini mengarah pada pendekatan akuntansi untuk arus biaya produksi yang disederhanakan. Pendekatan yang disederhanakan ini, disebut perhitungan biaya backflush, menggunakan titik pemicu untuk menentukan kapan biaya produk dibebankan pada akun sementara dan persediaan kunci. meragamkan jumlah dan lokasi titik pemicu menciptakan sejumlah varian perhitungan biaya backflush. Meskipun terdapat sejumlah varian perhitungan biaya backflush, hanya 2 yang akan dibahas, dibedakan berdasarkan lokasi titik-titik pemicu. Hanya merupakan kejadian yang mendorong pengakuan akuntansi untuk beberapa biaya produksi.

No comments:

Post a Comment